Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung bekerjasama dengan Asosiasi Dokumenteris Nusantara (ADN) Korda Priangan dan Studio Seni Proklamasi menyelenggarakan Workshop Kolaborasi Karya bertajuk “Kolaboasi Kreatif Komunitas Film dalam Produksi Film Dokumenter dengan Pemanfaatan Potensi Lokal”. Acara yang berlangsung di Studio Seni ProklamasiJalan Proklamasi No. 45 Garut, Jawa Barat ini melibatkan mahasiswa dan pekerja kreatif di bidang dokumenter yang memiliki alat kerja sendiri. Untuk menjadi peserta mereka diwajibkan untuk mengajukan gagasan dokumenter mengenai potensi lokal di Garut.
Workshop dilaksanakan dalam beberapa tahap. Tahap pertama pada 12 - 13 Agustus 2020 menyajikan teori di kelas dengan materi “Pengenalan Dokumenter, Pengembangan Skenario, Tata Kamera dan Manajemen Produksi”.
Tahap kedua berlangsung pada 15 - 20 Agustus 2020 dengan materi Riset di mana peserta ditugasi melakukan riset untuk mengangkat potensi Garut. Hasil riset tersebut kemudian diperbincangkan sehingga menjadi rumusan yang kuat dan siap untuk dieksekusi sebagai karya dokumenter.
Tahap ketiga, Pra Produksi berlangsung pada 21 -23 Agustus 2020. Pada tahap ini peserta dibimbing untuk mengetahui langkah-langkah yang baik yang seharusnya dilakukan menjelang produksi film dokumenter
Setelah itu peserta diajak memasuki Tahap Empat di mana mereka dilibatkan langsung dalam produksi berdasar hasil riset dan persiapan yang mereka lakukan di masa pra produksi. Tahap ini berlangsung selama dua hari yakni 24-25 Agustus 2020.
Setelah produksi selesai, berlanjut ke Tahap Lima dan Tahan Enam yakni Teori Editing (26 Agustus 2020) dan Praktek Editing yang berlangsung selama sepuluh hari, dari 27 Agustus hingga 7 September 2020.
Tahap terakhir, Presentasi Karya. Pada tahap ini karya-karya yang dibuat ditayangkan untuk mendapat kritik dan saran untuk penyempurnaan karya-karya tersebut.
Koordinator ADN Korda Priangan, Icang S Tisnamiharja, mengatakan bahwa penyelenggaraan workshop ini merupakan langkah awal dari ADN Korda Priangan untuk meningkatkan kemampuan para dokumenteris di wilayahnya sekaligus menguatkan ikatan persaudaraan dan jejaring yang ada.
Ia berencana untuk menyelenggarakan juga workshop serupa di daerah lain di Wilayah Priangan.
“Selanjutnya workshop seperti ini akan kami selenggarakan juga di Tasik, Ciamis, Banjar, Pangandaran dan Sumedang,” ujarnya sembari menegaskan bahwa semua aktivitas di dalam workshop ini diselenggarakan secara tatap muka langsung dengan menaati Protokol Kesehatan Covid-19.
Icang menambahkan empat kelompok yang ikut dalam workshop ini masing-masing ditugasi membuat sebuah karya dokumenter berdurasi 6 menit yang nantinya akan digabung menjadi satu karya omnibus.
Dara Bunga Rembulan mewakili ISBI Bandung mengatakan, selain untuk memperkuat komunitas film workshop ini sekaligus memberikan ilmu dokumenter kepada masyarakat yang ada di daerah-daerah di wilayah DNA Priangan.
“Dari workshop ini mereka mendapat tambahan pengetahuan dan pengalaman dari para pemateri yang merupakan gabungan para akademisi dan praktisi yang mumpuni,” ucap Dara.
Sementara Lianto Luseno mewakili Skretariat Nasional ADN mengharapkan, kegiatan ini tetap berlangsung dan dilaksanakan secara reguler dua kali dalam setahun. Menurutnya, pendidikan dan pelatihan merupakan tahap penting dari penguatan dan peningkatan kualitas karya-karya dokumenter. Sebab hanya dengan dasar pengetahuan yang baiklah akan lahir karya-karya dokumenter yang baik dan mencerahkan.
“Jika pelatihan semacam ini dapat dilakukan secara reguler dan ajeg, niscaya akan lahir dokumenteris-dokumenteris yang cerdas dan tangguh yang akan turut memberi sumbangsih bagi kemajuan perfilman dan kebudayaan di Indonesia,” tandasnya.
Ketua Studio Seni Proklamasi Deddy Effendie yang menjadi tuan rumah acara menyambut baik kegiatan tersebut. Menurutnya kegiatan ini sejalan dengan program Studio Seni Proklamasi yaitu Program Akademi Berbagi yang sudah berjalan sejak 1996 dan lama vakum.
“Sekarang program ini kami jalankan lagi bekerjasama dengan para dokumenteris,” ungkapnya. [ADN/ab]