Sejumlah seniman tari dari kelompok Bleknong Pekandangan terpaksa mengamen selama pandemi Covid-19, di jalan perkampungan Desa Pekandangan, Indramayu, Jawa Barat, belum lama ini. (Foto: Antara Foto) |
Saban Ramadan, Masjid Shiratal Mustaqiem di Samarinda selalu menghelat buka bersama dengan menu bubur peca, bubur khas Bugis yang lembut dan gurih. Tradisi ini sudah berlangsung selama 139 tahun, dan baru pertama kali absen pada Ramadan 1441 Hijiriah/2020 Masehi, karena adanya pandemi korona. Tentu sedih. Tradisi ini tidak hanya menyajikan bubur yang dimasak oleh juru masak khusus secara turun-menurun sehingga rasanya dijamin tetap enak dan tidak berubah, namun juga menyuguhkan harmoni diaspora orang Bugis ke Nusantara khususnya Kalimantan Timur.
Ratusan warga yang biasanya ikut melebur dalam kebersamaan makan bubur peca, tak tampak lagi di masjid yang juga menjadi cagar budaya itu. “Biasanya yang datang 500 lebih. Keriuhannya dimulai dari memasak bersama, lalu menyajikannya, dan menyantapnya berbarengan. Ramadan kemarin tidak terlihat sama sekali karena memang ditiadakan demi Kesehatan kita semua,” kata Nur Afniokta dalam obrolan via Zoom, Kamis (25/06/2020)
Nur Afniokta adalah satu di antara tiga ratusan pendokumentasi (dari Aceh hingga Papua) yang tergabung dalam Asosiasi Dokumentaris Nusantara (ADN) untuk wilayah Kalimantan Timur. Nur merekam gambaran sepinya masjid Shiratal Mustaqiem dalam bentuk video untuk program Rekam Pandemi yang difasilitasi Direktorat Perfileman, Musik, dan Media Baru Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Program Rekam Pandemi disiarkan oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI) setiap Sabtu dan Minggu sejak tanggal 20 Juni 2020 pada pukul 08.30, serta dapat diakses melalui situs: http://rekampandemi.kemdikbud.go.id, dan seluruh akun media sosial @budayasaya: Youtube, Facebook, dan Twitter.
Di Papua, pantai-pantai juga sepi. Pariwisata mandek. Penjual tas noken terimbas. Namun, kreativitas tidak dapat dibungkam. Saat ini hampir semua hasil usaha dari berbagai bidang bisa dipasarkan secara daring. Tentu hasilnya berbeda, karena pariwisata itu hidup dari kunjungan orang dan keriuhan menjadi sesuatu yang menggairahkan.
Seniman tari menunjukkan koreografi secara daring pada peringatan Hari Tari Sedunia, di Bandung, Jawa Barat, belum lama ini. (Foto: Antara Foto) |
Data Kemdikbud dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebutkan, terdapat 226.586 seniman dan pekerja kreatif yang terdampak pandemi Covid-19 di seluruh Indonesia. Koalisi Seni Indonesia mencatat, terdapat 204 acara seni yang ditunda atau dibatalkan selama pandemi. Data itu mencakup proses produksi, rilis, dan festival film (24 acara); konser, tur, dan festival musik (107 acara); pameran dan museum seni rupa (20 acara); pertunjukan tari (9 acara); acara sastra (2 acara); serta pentas teater, pantomim, wayang, boneka, dan dongeng (42 acara).
Dirjen Kebudayaan Kemdikbud Hilmar Farid optimistik bahwa ruang berkarya tidaklah tertutup rapat selama masa pandemi. Mematuhi protokol pencegahan Covid-19 adalah hal yang utama, namun hal itu tidak menghalangi para pelaku seni dan pekerja kreatif untuk tetap berkarya. Merekam suasana, merekam peristiwa, merekam keheningan, adalah sesuatu yang bisa dilakukan untuk menghasilan satu karya dokumenter yang pada gilirannya bermanfaat bagi perumusan kehidupan baru.
“Apa yang dilakukan ADN itu hasilnya bisa dilihat. Ada segi-segi kehidupan selama korona yang direkam melalui berbagai macam sudut pandang dan beragam eskpresi. Saya juga menyampaikan hal ini pada pertemuan di UNESCO. Saya katakan bahwa pendokumentasian ini menjadi archive of humanity. Siginifikan, tidak secara artistik saja namun juga sosial, yang punya kontribusi yang sangat besar,” papar Hilmar.
Hilmar Farid Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud. |
Dokumenter tersebut juga akan diusahakan untuk disalurkan ke kanal-kanal lain di dalam dan luar negeri, agar bukan hanya publik di Indonesia yang mengetahuinya namun juga publik di dunia. Prioritasnya, kata Hilmar, adalah agar teman-teman seniman tetap bisa berkarya. Pertunjukan tetap bisa diselenggarakan, produksi film dilakukan. Peraturan mengenai shooting, prosedur pementasan, dan hal-hal terkait akan segera diumumkan oleh Kementerian Kesehatan, menuju masa pemulihan.
Ketua Umum ADN Tonny Trimarsanto menuturkan, perekaman sebetulnya adalah kegiatan spontanitas yang biasa dilakukan para pembuat film dokumenter. Bahkan semua orang pun melakukannya. Proses kerja perekaman adalah kegiatan sehari-hari para anggota ADN. Ketika kegiatan itu kemudian didukung oleh pemerintah, tentu hasilnya menjadi jauh lebih baik.
“Apa yang terjadi di ruang sehari-hari masyarakat itu penting direkam dan didokumentasi. Memang kemampuan dan kesadaran untuk melakukan dokumentasi itu menjadi kelemahan kita, berkaitan dengan pola manajemen dan pengarsipan. Bagaimana hasil rekaman bisa menjadi bahan referensi atau materi yang menginspirasi, dan lain-lain, itu berbeda dengan hanya sekadar merekam. Kawan-kawan butuh ruang kreatif dalam situasi yang sulit. Harapannya, kawan-kawan bisa merekam, karena hanya dengan itulah kita memiliki arsip dan materi yang bisa dibagi sebagai bahan pengetahuan kita semua,” papar Tonny.
Tonny Trimarsanto, Ketua Asosiasi Dokumenteris Nusantara, dalam sebuah perbincangan di media daring. |
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Ditjen Kebudayaan Ahmad Mahendra menambahkan, program Rekam Pandemi ditayangkan di TVRI hingga 12 Juli 2020 dan bisa berlanjut tergantung kesiapan ADN. “Hingga saat ini sudah tayang delapan kali. Masih banyak sekali tema yang digali., khas masing-masing daerah. Kalau dikumpulkan bisa mencapai total 2.400 menit,” katanya.
Program Bantuan
Beberapa rekomendasi yang disampaikan Koalisi Seni di antaranya adalah membuat program dana bantuan pengganti pekerjaan seni yang hilang, penyaluran bantuan yang cepat dan tidak berbelit-belit, memudahkan akses seniman berkarya, dan memudahkan akses masyarakat menikmati karya seniman selama dampak pandemi dirasakan. Para pembuat film dokumenter di bawah ADN menjadi satu di antara lembaga yang mendapatkan bantuan.
Rekam Pandemi merekam delapan tema, yang mewakili beragam bentuk persoalan yang ada dalam masyarakat akibat pandemi Covid-19. Tema tersebut meliputi Belajar dari Rumah, Religi dan Mitos, Lebaran masa Pandemi, Usaha Mandiri, Isu lingkungan, Gotong Royong, Kreativitas Masa Pandemi, dan Perubahan Perilaku Keluarga. Hingga saat ini, Program Rekam Pandemi telah disosialisaikan di stasiun televise TVRI setiap hari Sabtu pagi.
Proses pengambilan gambar film dokumenter Rekam Pandemi oleh sineas yang tergabung dalam Asosiasi Documentaris Nusantara (ADN) Korda Aceh. (Foto: Serambinews.com) |
Dokumentasi ini akan disinergikan pula dengan program Kementerian Pendidikan Kebudayaan yang lain yakni “Belajar dari Rumah” bekerja sama dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang telah diluncurkan 13 April 2020. Penyebaran pandemi Covid-19 telah mengakibatkan banyak peserta didik harus melaksanakan kegiatan belajar di rumah, baik melalui sarana dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring). Namun, tidak semua peserta didik maupun pendidik memiliki kemampuan untuk mengakses platform pembelajaran daring secara optimal.
Program “Belajar dari Rumah” merupakan bentuk upaya Kemendikbud membantu terselenggaranya pendidikan bagi semua kalangan masyarakat di masa kedaruratan kesehatan masyaraat, khususnya membantu mereka yang memiliki keterbatasan pada akses internet, baik karena tantangan ekonomi maupun letak geografis. (Susi Ivvaty)
Berita Terkait:
Kemendikbud Luncurkan Rekam Pandemi, Dokumentasi Perubahan Sosial Akibat Covid-19
Program Rekam Pademi, 300 Karya Arsip Kemanusiaan Siap Mengudara
‘Rekam Pandemi’, kolaborasi Kemdikbud dan 300 dokumenteris
Rekam Pandemi, Jaring Pengaman untuk Seniman Nusantara
Program Rekam Pandemi Angkat 8 Persoalan Para Seniman
Kemendikbud, ADN Luncurkan Program Rekam Pandemi
Kemendikbud Luncurkan Film Dokumenter Berisi Kehidupan Budaya Indonesia Selama Pandemi Covid-19
"Rekam Pandemi" Akan Perlihatkan Perubahan Sosial Masyarakat Akibat Covid-19
Kemendikbud Luncurkan FIlm Dokumenter Semasa Pandemi
Kemendikbud Luncurkan Dokumentasi Seniman saat Pandemi COVID-19