Turut berderap dengan semangat para dokumenteris di nusantara yang tengah bersemangat membangun asosiasi sebagai "rumah bersama" untuk bernaung dan saling memajukan, para pegiat dokumenter di Lampung mengadakan rembuk kreatif yang digelar di Warung Sudirman Bandar Lampung, Jumat (18 /10/2019) malam. Acara yang berlangsung hangat sejak 20:30 hingga 23:00 itu dihadiri berbagai perwakilan Komunitas Film di kota yang terletak diujung timur Pulau Sumatera tersebut. Mereka adalah para praktisi produksi dan eksibisi film, siswa, guru, mahasiswa, dosen, pegiat media elektronik, pehumas, dan simpatisan lainnya.
Dede Safara Wijaya, pegiat film dokumenter di Lampung, menerangkan bahwa panitia mencatat ada tiga SMK mengirimkan wakilnya yakni SMK 5 Bandar Lampung, SMK 1 Gading Rejo, dan SMK Samudra. Sedangkan dari perguruan tinggi, dalam catatan panitia ada perwakilan dari Universitas Lampung, Universitas Bandar Lampung, Universitas Darmajaya, dan Institut teknologi Sumatra.
"Dari media ada perwakilan Siger TV, Kompas TV, dan Indosiar," papar Dede.
Dede juga menerangkan bahwa pertemuan yang berlangsung hangat tersebut melahirkan beberapa kesepakatan bersama dalam memajukan film dokumenter di Lampung. Kesepakatan tersebut antara lain kehendak untuk meningkatkan literasi film dokumenter bagi publik Lampung, khususnya bagi komunitas film di sana; membangun sinergisitas antara komunitas film, akademisi, pemerintah daerah, swasta, dan media untuk membangun ekosiste perfilman (dokumenter) yang sehat.
"Kesepakatan penting lainnya adalah segera membentuk Koordinator Daerah (Korda) Asosiasi Dokumenteris Nusantara (ADN) untuk wilayah Lampun," tegas Dede.
Sebagai tindak lanjut kesepakatan di atas dalam waktu dekat akan diselenggarakan Workshop dan Screening Film Dokumenter, sekaligus Deklarasi ADN Korda Bandar Lampung. Untuk itu, imbuh Dede, saat ini tengah dibentuk kepanitiaan kecil yang unsurnya berasal dari perwakilan komunitas film di Lampung.
"Perlahan tapi pasti dengan penuh semangat dan keyakinan kami bertekad membangun perfilman dokumenter di Lampun," tandas Dede.**